Sistem Indra pada Manusia|Keadaan lingkungan sekitar dapat diperoleh melalui indra kita, yaitu mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit merupakan sistem indra manusia. Informasi tersebut dihantarkan ke otak untuk diolah dan diartikan sehingga kita dapat melihat, mendengar, mencium, mengecap, dan meraba. Jadi, masing-masing alat indra memiliki kepekaan terhadap rangsangan dari luar atau juga disebut reseptor Alat indra kita memiliki bagian yang dapat menerima rangsang berupa ujung-ujung saraf sensorik atau sel-sel reseptor. Satu macam reseptor hanya mampu menanggapi satu macam rangsangan. Rangsangan yang diterima oieh sel reseptor terlebih dulu diubah menjadi impuls saraf, kemudian dihantarkan ke pusat susunan saraf melalui serabut saraf sensorik. Di dalam pusat susunan saraf, impuls saraf tersebut diolah dan diartikan sehingga kita mengetahui apa yang terjadi di sekitar kita. Setelah itu, otak memerintahkan jenis tanggapan yang akan diberikan. Perintah dan otak disampaikan ke Otot atau kelenjar sebagai efektor yang bertugas memberi tanggapan terhadap rangsang tersebut.
Berikut Pembahasan Sistem Indra Manusia..
A. Mata
Apabila debu masuk ke dalam mata secara tiba-tiba, dengan cepat mata berkedip dan banyak mengeluarkan air mata. Makin cepat berkedip, air mata yang dihasilkan makin banyak. Dengan demikian, debu yang masuk ke mata dapat mudah dikeluarkan. Selain itu, air mata mengandung zat yang dapat membunuh bakteri.
Bagian-Bagian Mata
Sesungguhnya, yang disebut mata, bagian-bagian mata yang berfungsi sebagai proses penglihatan tidak hanya bola mata, tetapi termasuk otot penggerak bola mata, rongga mata, dan kelopak mata.
1). Sklera
Sklera merupakan jaringan ikat berwarna putih buram, tidak tembus cahaya, dan tersusun dan jaringan ikat dengan serat yang kuat. Lapisan sklera membentuk dinding yang mengelilingi bola mata. Bagian dari mata yang berwarna putih sesungguhnya merupakan sklera. Bagian depan (anterior) sklera yang tampak menggembung dan transparan disebut kornea. Kornea mempunyai selaput pelindung yang disebut konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi. Iritasi pada konjungtiva menyebabkan peradangan yang dinamakan konjungtivitis.
2). Selaput Pembuluh
Selaput pembuluh (koroid) adalah lapisan tengah yang berwarna cokelat kehitaman sampai hitam. Lapisan ini banyak berisi pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen pada retina. Warna gelap pada koroid dapat berfungsi untuk mencegah adanya pemantulan sinar. Dibagian depan koroid membentuk tirai berpigmen yang dinamakan iris (selaput pelangi). Pigmen pada iris inilah yang menentukan wama kornea mata. Di bagian tengah selaput pelangi terdapat lubang untuk mengatur banyak sedikitnya (intensitas) cahaya yang masuk ke mata, dinamakan pupil (anak mata). Pupil mampu melebar dan menyempit karena kerja otot pada selaput pelangi tersebut. Apabila cahaya meredup, pupil melebar agar lebih banyak cahaya yang masuk. Sebaliknya, apabila cahaya kuat, lubang pupil menyempit.
3). Lensa
Lensa mata terletak di belakang selaput pelangi. Lensa akan mencembung ketika melihat benda yang dekat dan memipih ketika melihat benda yang jauh. Kemampuan mencembung dan memipih lensa itu bertujuan agar bayangan tepat jatuh pada bintik kuning. Kemampuan lensa mata untuk mencembung dan memipih disebut daya akomodasi.
Apabila seberkas cahaya yang melewati pupil telah sampai pada lensa mata, otot lensa akan mengubah bentuknya untuk memfokuskan bayangan agar jatuh tepat pada retina. Untuk memfokuskan bayangan dari benda yang jauh, lensa menjadi lebih pipih, sedangkan untuk memfokuskan bayangan benda yang dekat, lensa lebih mencembung.
Kesimpulan :
Sklera merupakan lapisan berwarna putih pada mata. Iris menentukan warna mata. Pupil berfungsi mengatur banyak atau sedikitnya cahava yang masuk ke retina.
4). Retina
Retina adalah selaput tipis yang banyak mengandung ujung-ujung saraf penglihat. Terdapat dua macam sel penglihat, yaitu sel-sel berbentuk batang (basilus/rod) dan sel-sel kerucut (konus). Pada manusia, sel-sel batang berjumlah sekitar 115 juta, sedangkan sel-sel kerucut berjumlah sekitar 6,5 juta. Sel-sel batang peka terhadap cahaya sehingga memungkinkan kita melihat dalam keadaan remang-remang, tetapi tidak dapat membedakan warna. Sel-sel berbentuk kerucut aktif dalam sinar yang kuat dan peka terhadap detail dan warna. Sel-sel kerucut ini banyak terdapat di bagian tengah bintik kuning. Sel saraf menghubungkan sel batang dan sel kerucut ke saraf penglihat yang menghantarkan rangsangan menuju ke pusat penglihat di otak.
Bagian dan retina yang paling peka terhadap rangsang cahaya dinamakan bintik kuning (fovea). Agar benda dapat dilihat, bayangan harus jatuh tëpat pada bintik kuning tersebut. Adapun bagian dari retina yang sama sekali tidak peka terhadap rangsang cahaya dinamakan bintik buta. Bagian itu merupakan tempat keluarnya serabut-serabut saraf mata. Apabila bayangannya jatuh pada bintik buta, benda yang diamati tidak terlihat.
B. Telinga
Telinga merupakan indra pendengaran yang menerima rangsang berupa suara (fonoreseptor). Selain berfungsi sebagai indra pendengaran, telinga juga sebagai alat keseimbangan. Telinga tersusun atas telinga bagian luar, telinga bagian dalam, telinga bagian tengah.
a. Telinga bagian luar
Pada bagian ini terdapat daun telinga dan saluran telinga luar. Telinga bagian luar berfungsi menangkap getaran bunyi.
b. Telinga bagian tengah
Pada bagian ini terdapattulang-tulang pendengaran dan saluran eustachius. Tulang-tulang pendengaran terdiri dari martil (maleus), landasan (inkus), dan sanggurdi (stapes). Saluran eustachius berfungsi menyamakan tekanan luar dengan telinga tengah.
c. Telinga bagian dalam
Telinga bagian dalam sendiri dari beberapa bagian berikut.
1). Alat keseimbangan yang terdiri dari kanalis semisirkularis, sarkulus, dan utrikulus.Bagian-bagian tersebut berhubungan dengan saraf otak VII.
2). Tingkat Jorong.
3). Koklea/rumah siput, saluran koklea berisi cairan limfe dan terdapat ujung saraf pendengaran yang menghubungkan koklea dengan otak.
C. Hidung
Bau harum bunga atau parfum dan bau busuk merupakan molekul bahan kimia yang berbentuk uap dan mengapung di udara. Bau dapat dikenali melalui indra pencium, di dalam rongga hidung. Bau yang terhirup ke dalam rongga hidung akan diterima ujung-ujung saraf pencium (epitelium olfaktori) yang dilapisi oleh mukus (lendir bening). Sel saraf pencium memiliki rambut-rambut getar (silia) yang menjulur ke dalam mukus untuk menerima rangsang bau.
Mukus berfungsi melarutkan molekul bau sehingga dapat diterima oleh rambut-rambut getar. Bau diterima oleh sel saraf olfaktori, kemudian diteruskan ke otak dalam bentuk impuls saraf sehingga kita dapat mengenal/mengindra bau. Pada umumnya, orang dapat membedakan lebih dan 3.000 jenis zat kimia melalui baunya. Bahkan, orang yang terlatih mampu membedakan 10.000 jenis bau.
Gangguan yang terjadi pada indra pencium, antara lain menderita pilek dan terdapat polip atau tumor yang menyumbat rongga hidung. Kondisi kehilangan rasa bau ini disebut asmonia. Faktor lain yang dapat menyebabkan kehilangan kemampuan mencium adalah rusaknya sel-sel saraf pencium atau gangguan pada pusat saraf pencium di otak.
D. Lidah
Lidah adalah indra pengecap yang peka terhadap rasa dari zat yang terlarut. Pada permukaan lidah tersebar ujung-ujung saraf pengecap yang terkumpul dalam bentuk kuncup-kuncup (simpul) pengecap. Kuncup-kuncup pengecap terletak dicelah-celah tonjolan lidah (papila). Berdasarkan bentuknya, papila dibedakan menjadi papila benang, papila payung (bentuk jamur), dan papila sirkumvalata (bentuk dataran dikelilingi parit).
Kuncup pengecap dapat membedakan empat cita rasa dasar, yaitu manis, asam, asin, dan pahit. Rasa manis dan asin dideteksi pada ujung lidah, rasa asam di tengah sisi-sisi lidah, dan rasa pahit di bagian belakang. Kuncup pengecap di lidah dapat menerima rangsangan rasa suatu zat dalam bentuk larutan. Oleh karena itu, makanan harus dikunyah dan dibasahi dengan ludah terlebih dahulu agar dapat dinikmati rasanya. Makanan yang sudah mengalami proses pencernaan di rongga mulut menghasilkan bahan kimia yang larut dalam ludah. Bahan kimia tersebut masuk ke dalam bentuk impuls saraf kesaraf gustatori, kemudian meneruskannya ke otak.
Cita rasa timbul saat kita mengecap makanan, sesungguhnya merupakan perpaduan antara rasa dan bau. Sel penerima rasa terletak di lidah. Pada waktu kita mengunyah makanan, sel-sel penerima (reseptor) di lidah dan hidung menyampaikan informasi masing-masing ke otak. Kemudian, otak menerima kesan rasa dan bau yang disampaikan oleh indra pengecap (lidah) dan indra pencium (hidung). Cita rasa makanan yang lezat selalu didahului oleh baunya. Ketika rongga hidung tersumbat oleh lendir karena pilek dan flu, makanan yang kita makan akan kehilangan sebagian cita rasanya.
E. Kulit
Kulit merupakan indra peraba yang memiliki reseptor khusus yang peka terhadap tekanan, sentuhan, panas, dingin, dan rasa nyeri. Dengan reseptor tersebut, kita mampu membedakan rabaan keras atau halus, rasa sakit atau tidak, dan membedakan panas dan dingin.
Kulit tersusun dan tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis, dan lapisan subkutan (hipodermis). Epidermis merupakan lapisan terluar kulit yang berfungsi sebagai pelindung. Dermis merupakan lapisan tengah kulit. Di dalanmya terdapat kelenjar keringat, kelenjar minyak, folikel rambut, pembuluh darah, serta sel-sel saraf khusus yang berkaitan dengan fungsi kulit sebagai indra peraba. Lapisan subkutan merupakan lapisan paling dalam pada kulit atau disebut lapisan bawah kulit. Di dalam lapisan itu terdapat jaringan lemak yang berfungsi untuk menghangatkan tubuh.
Ujung jari mengandung Iebih dari 1.000 jenis reseptor, sedangkan punggung tangan hanya sedikit. Orang buta dapat membaca huruf timbul (braile) karena kepekaan ujung-ujung jarinya. Letak ujung saraf perasa sakit menjalar masuk ke daerah epidermis. Saraf tersebut sangat penting .untuk keselamatan kita karena memperingatkan tubuh dari bahaya yang lebih besar. Ujung reseptor untuk tekanan berada di bagian dermis yang jauh dan permukaan kulit.
Sekian Artikel Tentang Sistem Indra Pada Manusia Semoga Bermanfaat