Senin, 27 April 2020

Budidaya kangkung darat secara organik

Budidaya kangkung darat secara organik

Kangkung (Ipomoea Spp.) merupakan salah satu sayuran yang tumbuh baik di daerah tropis. Di Indonesia terdapat dua macam kangkung yang dibudidayakan secara komersial, yakni kangkung darat (Ipomoea Reptans) dan kangkung air (Ipomoea Aquatica). Perbedaan utama dua jenis kangkung ini adalah pada bentuk daun dan warna bunga.

Kangkung darat berwarna hijau terang dengan ujung daun yang runcing. Warna bunga kangkung darat putih. Sedangkan kangkung air daunnya berwarna hijau agak gelap dengan ujung yang membulat atau lebih tumpul sehingga terlihat lebih lebar. Warna bunga kangkung air cenderung ungu. Selain perbedaan fisik, kebiasaan cara memanen dua jenis kangkung ini berbeda pula. Kangkung darat di panen dengan cara dicabut, sedangkan kangkung air dipanen dengnan cara dipotong.

Saat ini kangkung darat lebih banyak beredar di pasar-pasar komersial dibanding kangkung air. Kangkung air lebih banyak dikonsumsi dan ditanam secara subsisten oleh masyarakat. Budidaya kangkung darat sangat mudah, karena sayuran ini bersiklus panen cepat dan relatif tahan hama. Karena itulah, harga kangkung dipasaran relatif murah dibanding jenis sayuran lain. Untuk meningkatkan nilai tambah, kita bisa melakukan budidaya kangkung darat secara organik. Harga kangkung darat organik relatif lebih tinggi.

Budidaya kangkung darat dapat dilakukan baik didataran rendah maupun dataran tinggi. Untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, budidaya kangkung darat harus mendapatkan curah hujan dan sinar matahari yang cukup. Kangkung darat bisa diperbanyak dengan biji dan stek. Namun khusus untuk kangkung darat, para petani biasa melakukannya dengan biji.

Penyiapan benih untuk budidaya kangkung

Untuk mendapatkan tanaman yang baik, tentunya harus dilakukan pemilihan benih yang baik pula. Terdapat beberapa benih unggul kangkung yang terkenal seperti varietas Sutera dan Bangkok. Benih sutera merupakan benih yang diintroduksi dari kangkung Hawaii oleh Departemen Pertanian pada tahun 1980-an. Namun yang banyak beredar saat ini adalah kangkung keluaran Bisi dan Panah Merah serta kangkung asal Jawa Timur seperti Sidoarjo. Agak sulit untuk menelusuri varietas-varietas kangkung yang beredar dipasaran.

Benih kangkung darat yang baik adalah benih yang daya tumbuhnya lebih dari 95 persen dan tumbuhnya tegak setidaknya hingga umur 8 minggu. Karena kangung darat yang tumbuh menjalar tidak begitu diminati pasar. Usahakan jangan menggunakan benih yang telah disimpan lebih dari satu tahun. Karena produktivitasnya akan menurun.
Pengolahan lahan dan pemupukan dasar

Pada budidaya kangkung darat tanah harus diolah dengan dicangkul agar gembur kemudian buat bedengan dengan lebar 1 meter dan panjang menyesuaikan dengan petak lahan. Jarak antar bedengan 30-40 cm, fungsinya sebagai saluran drainase dan jalan untuk pemeliharaan dan pemanenan.

Untuk budidaya kangkung organik, siapkan pupuk dasar dari jenis pupuk organik, bisa menggunakan pupuk kandang yang telah matang atau pupuk kompos. Pupuk kandang lebih praktis karena tidak perlu menyiapkannya secara intensif, cukup mendiamkannya hingga kering sebelum digunakan. Sementara penyiapan pupuk kompos relatif lebih lama. Apabila menggunakan pupuk kandang, lebih baik pilih kotoran ayam dibanding kotoran kambing atau sapi. Karena kotoran ayam lebih cepat terurai, sehingga cocok dengan tanaman kangkung yang bersiklus panen cepat. Tebarkan pupuk tersebut di atas bedengan, kira-kira 10 ton per hektar. Kemudian diamkan selama 2-3 hari.

Penanaman

Penanaman dengan cara ditebar

Penanaman pada budidaya kangkung darat dapat ditebar langsung atau ditugal. Sementara itu, cara disemaikan dan lalu dipindah tidak terlalu ekonomis untuk budidaya kangkung darat. Cara ditebar langsung dilakukan dengan menebarkan benih di atas bedengan. Cara ini cukup cepat dan cocok dilakukan ditempat yang kurang orang atau ongkos tenaga kerja mahal. Kelemahan cara ini adalah boros pada penggunaan benih, karena bisa menghabiskan 5-10 kilogram benih per hektar. Cara ini memerlukan pekerja yang terampil agar hasil tebar merata. Hanya saja sulit untuk mendapatkan kepadatan populasi tanaman yang ideal. Dimana kepadatan ideal bagi tanaman kangkung adalah 50.000 pohon per hektar.

Cara yang kedua yaitu, dengan ditugal. Enaknya dengan cara ini kita bisa mengatur jarak tanam sehingga bisa didapatkan kerapatan populasi tanaman yang ideal. Jarak antara lubang tugal adalah 10 x 5 cm, setiap lubang diisi 2-3 biji benih. Hanya saja dengan cara ini dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja karena pekerjaannya akan lebih lama. Penugalan tidak perlu terlalu dalam, karena budidaya kangkung darat tidak memerlukan perakaran yang terlalu kuat.

Pemeliharaan dan pemupukan lanjutan

Dalam budidaya kangkung darat tidak diperlukan pupuk yang intensif. Kangkung darat merupakan tanaman yang tahan pada kondisi kesuburan tanah sedang. Sebenarnya pemupukan awal sudah cukup untuk memberikan nutrisi pada tanaman hingga siap panen. Namun hal ini sangat tergantung pada kondisi kesuburan tanah masing-masing. Tanah yang sebelumnya bekas ditanami tumbuhan kacang-kacangan relatif tidak memerlukan pupuk tambahan cukup dengan pupuk organik dasar yang telah diberikan diawal.

Hanya saja apabila tanaman terlihat kurang subur yang ditandai dengan warna hijau yang pudar perlu dilakukan pemupukan tambahan. Kangkung darat sangat responsif terhadap nitrogen. Apabila diperlukan bisa diberikan pupuk organik kaya akan nitrogen seperti kotoran ayam yang telah matang bercampur sekam atau kompos yang kaya nitrogen.

Pemeliharaan selanjutnya yang harus diperhatikan adalah penyiraman. Kangkung darat memerlukan banyak air untuk tumbuh. Namun apabila curah hujan terlalu tinggi, daun yang dihasilkan akan jelek. Pada musim kering perlu penyiraman yang rutin, setiap pagi dan sore hari. Jika tanaman terlihat layu dan menguning disiang hari, lakukan juga penyiraman dengan intensitas yang cukup. Kurangnya intensitas penyiraman di siang hari terik bisa membuat tanaman mati.

Hal selanjutnya adalah penyiangan, walaupun kangkung merupakan tanaman siklus cepat adakalanya tanaman muda kalah bersaing dengan rumput. Terutama saat penebaran benih awal, pertumbuhan dari benih menjadi tanaman relatif agak lama sehingga potensi tersalip gulma cukup tinggi. Apabila terjadi hal seperti ini, gulma tersebut harus cepat disingkirkan dengan dicabut.

Hama yang biasa menyerang kangkung antara lain belalang, ulat grayak (Spodotera Litura) dan kutu daun dari (jenis Myzus Persicae dan Aphyds Gossypii). Gejala serangan ulat grayak adalah daun bolong-bolong dan pinggiran dau bergerigi bekas gigitan. Sedangkan kutu daun membuat tanaman kerdil dan dau melengkung. Karena kutu daun menyerap cairan dari tanaman.

Sementara itu penyakit yang biasanya menyerang adalah penyakit karat putih (Albigo Ipomoeae Panduratae). Bila terserang penyakit ini akan muncul bercak putih pada daun kemudian akan semakin meluas. Dalam budidaya kangkung darat organik, penanganan hama harus dilakukan secara terpadu. Untuk mengurangi resiko serangan hama dan penyakit, perlu dilakukan rotasi tanam, mengatur jarak tanam dan melakukan penyiraman yang tepat. Atau bila terpaksa bisa menggunakan pestisida hayati seperti daun nimba, gadung, dan sereh wangi.

Pemanenan

Budidaya kangkung darat dari awal sebar hingga panen memakan waktu 30-45 hari. Pemanenan bisa dilakukan dengan dua cara dipotong dan dicabut. Khusus untuk kangkung organik, sebaiknya pemanenan dilakukan dengan dicabut. Karena selera pasar kangkung organik, yakni pasar-pasar moderen, lebih memilih tanaman kangkung yang lengkap dengan akarnya. Pemanenan dengan cara dicabut akan menghasilkan tanaman kangkung sebanyak 23 ton per hektar.

Sebelum di kemas dan dikirim ke pasar, hendaknya kangkung yang telah dicabut dibersihkan dulu dari tanah. Pencucian dilakukan dengan air mengalir atau air bersih agar terhindar dari kontaminan-kontaminan berbahaya. Tempatkan kangkung di tempat yang lembab dan jangan tersengat sinar matahari langsung.
Pasca panen dan pemasaran

Berbeda dengan hasil budidaya konvensional, budidaya kangkung darat organik akan menghasilkan produk organik yang bersih dari kontaminan zat kimia berbahaya. Oleh karena itu, produknya cenderung mempunyai harga yang lebih tinggi. Sebaiknya jangan dijual langsung kepada para pengepul yang biasanya sudah siap mengambil langsung dari lahan. Apabila strategi pemasarannya kita jalankan, bukan tidak mustahil keuntungan yang diperoleh juga lebih besar. Ada beberapa tips untuk memasarkan kangkung darat organik:

#1 Penjualan langsung di kebun (farm gate sale)
Apabila kebun Anda mudah dijangkau, sebaiknya buka penjualan langsung di kebun. Sasaran pembelinya adalah konsumen akhir. Biasanya konsumen sayur organik bersedia untuk datang langsung ke kebun untuk memastikan produk yang dibelinya. Apalagi sekarang populer semboyan know your food is know your farm. Dengan cara ini bisa dihemat ongkos distribusi. Ada beberapa kebun yang berhasil menerapkan cara seperti ini, salah satunya Kebun Organik Agatho di puncak, Bogor.

#2 Memetik sendiri (pick your own)
Dengan berkembangnya agrowisata, banyak kebun yang menawarkan beli dan petik sendiri. Cara seperti ini banyak diterapkan oleh kebun-kebun organik di Lembang, Bandung.

#3 Penjualan langsung (direct seling)
Penjualan langsung bisa dilakukan dengan memelihara hubungan dengan komunitas-komunitas konsumen organik. Perlu strategi pengatiran jadwal tanam dan mengembangkan keragaman tanaman untuk memenuhi permintaan konsumen. Kita bisa mengirimkan sayuran ke konsumen dalam bentuk paket-paket siap konsumsi. Untuk bisa menyediakan paket lengkap sebaiknya bekerjasama dengan sesama pembudidaya pertanian organik lainnya.

#4 Tempat khusus di pasar ritel
Apabila punya lobi yang baik, sayur organik bisa langsung masuk ke pasar ritel moderen. Di ritel-ritel tersebut kita bisa meminta dibuatkan display khusus organik dan menggunakan harga premium.

#5 Gerai khusus toko organik
Cara ini bisa dilakukan dengan kemitraan atau pengembangan usaha sendiri, mulau dari on farmsampai off farm apabila Anda modal cukup. Cara ini dipakai oleh beberapa gerai organik di Jakarta yang bekerja sama dengan para petani organik di Bogor.

#6 Penjualan ke grup atau koperasi
Saat ini masih jarang petani yang membuat grup atau kelompok khusus organik. Namun seiring dengan semakin populernya pangan organik, asosiasi-asosiasi petani organik sudah mulai banyak terbentuk.